Postingan

Ambisi vs Realisasi

Di akhir tahun lalu, aku berniat untuk memperbaiki kemampuan menulis. Setelah pemikiran panjang, sampailah pada suatu keputusan untuk rutin menulis satu blogpost per minggu selama 2021. Sounds perfect, eh? Not really.  Ambisi hanya sekedar ambisi. Dua bulan awal masih aman, tiap minggu masih rajin menulis di blog. Yaaah, walau harus dengan pemaksaan agar menemukan ide dan meniatkan diri menulis dengan khidmat. Terus gimana di bulan-bulan selanjutnya? Gatot beb. Unfortunately.  Per aku menulis ini, aku masih hutang sekitar 7 atau 8 artikel untuk memenuhi target menulis 1 blogpost per minggu. Banyak yaaah. Ini padahal sudah berusaha untuk membayar hutang blogpost juga loh. At least sudah ada niatanya.  Ambisi kadang terlihat mudah digapai. Kadang juga kurang realistis, sampe harus diingetin orang dulu untuk tetap napak ke bumi. Dan ambisi kadang ga sejalan dengan realisasi.  Terlalu banyak variabel yang mempengaruhi dan tidak kita atur demi tercapainya semua ambisi. Tapi ada satu yang ma

Basa Basi Lebaran

Gambar
Lebaran harusnya happy yah. Momen sekali setahun, habis puasa sebulan, saat pas juga untuk silaturahmi pada sanak saudara pula. Namuuuun, biasalah umat manusia jaman sekarang. Kadang ada aja yang bikin ngga nyaman karena bahasan topik basa basi yang nyerempet ranah privasi. Terlalu personal shay.  Source: Freepik "Eh apa kabar?" " Udah lama nih ga ketemu.....  " " Udah lulus belum sih? Oh, masih skripsian ya? " " Udah sampe bab berapa? Dikerjain dong skripsinya jangan main terus. "   " Pandemi kok malah makin subur?  " " Eh kok jerawatan sih sekarang?  " " Masih sendiri aja? " " Kapan nikah? " " Oh mau lanjut sekolah lagi? " " Gak kelamaan? Nanti keburu expired lho. " Familiar enough? HAHAHAHA. Mulut orang nih ya kenapa ringan amat nanyain ini itu yang bukan urusan dia. Ya Allah, ingin ku berkata kasar. Perasaan ga nyaman mungkin banget terjadi dan respon serta penerimaan dari masing-mas

Masih Ada Orang Baik di Bumi Ini

Gambar
Source: Freepik Suatu hari tiba-tiba motorku mati pas lagi nanjak pulang dari makan malam bareng temen.  Kondisi saat itu malam hari, lampu jalanan cukup jarang ditambah pula rindangnya pepohonan.  Menepilah aku, dengan harapan motornya ga kenapa-napa. Cukup remang. Eh ga berapa lama ada abang-abang menepi dan bertanya motor aku kenapa dan butuh dibantu apa. Oh why so kind? Kejadian kedua, berkaitan sama motor lagi. Di deket kos tiba-tiba motor mati tanpa sebab. Semacam tiba-tiba mak pet aja gitu. Cobalah aku untuk standar tengah dan starter manual. Ga berapa lama ada bapak-bapak, bantuin aku juga. Bahkan sampe rela bantu dorong motor sambil jalan sampe depan gang.  Oh why so kind? (2) Another episodes of kemalangan bersama motor. Ketika sedang ngebut ngejar lampu ijo dalam keadaan gerimis habis hujan, motorku selip dan aku jatuh ada kali gesrek  meteran di aspal. Guess what? Ada orang-orang baik yang kembali menolong. Bawain totebagku yang melayang entah kemana, bantuin diriin motor,

Pengalaman Ngisi Sesi Parenting

Gambar
Minggu lalu aku sempat bertugas untuk mengisi sebuah sesi parenting di suatu sekolah menengah di Kota Semarang. Temanya tentu saja tentang parenting kesehatan reproduksi.  Panik gak? Panik gak?  Panik Laaah, masa enggak?!  Source NIH News in Health Website Udah aku belom kawin, gapunya anak, suruh ngisi sesi parenting mana yang dateng kok ternyata rame? Hya Allah mau nangis aja rasanya. Terus what do I prepare?  Prepare materi. Untungnya sih, materi yang aku bawain sudah cukup aku kuasai, sangat familiar, dan tidak ngadi-adi. Namun si perfeksionis ini tentu saja effort lebih untuk bikin ppt yang enak dipandang. Untunglah ada slidesgo penyelamatku. Walau pake sistem SKS, materi  presentasi aman sentosa dan lolos QC dari bos aku wk! Prepare outfit. Karena ini di sekolah yayasan kristen, jadi aku sebaiknya lepas jilbab   menggunakan pakaian sebagaimana mestinya saja. Pake kemeja, kerudung hitam. Tidak lupa dandanan yang presentable dan lipstik pink cerah agar tidak seperti oragn belum mak

Stop Thinking Everybody is your FRIEND

Gambar
  I came across this @sarcasm_only Instagram post when scrolling through the timeline. And daaamn! It hit right in the spot.  Yes, considering somebody is your friend cost a lot. Lots of time, lots of energy, lots of unimportant emotional thing. Too many sacrifices, yet the return is not clear. I don't mean to be rude defining about human relationship as a business, but isn't it? At least, it's a yes for me.  When people show their true color, somebody that we consider friends might disappoint us. They might don't even consider ourselves friends. So stop wasting your friend investing time, energy, even money for somebody that you consider "friends". Just focus investing on yourself, you're good then. 

Susahnya Bilang Maaf

Gambar
Tempo hari aku sedang duduk di trans jateng dalam perjalanan berangkat ke kantor. Memang aku berangkat sedikit siang hari itu. Maklum, malam sebelumnya baru saja mengalami kemacetan pasca banjir yang menyebabkan harus berdiri di dalam bis selama 3 jam. Gak papa, aku kuat.  Musim hujan memaksaku untuk naik kendaraan umum demi alasan keamanan. Semarang memang rawan banjir apalagi juka hujan deras konsisten terjadi lebih dari 1 jam.   Bis yang kunaiki cukup kosong. Hanya ada sekitar 8 penumpang. Sebagian laki-laki duduk di bagian depan dekat kursi kemudi. Sedangkan penumpang perempuan duduk di bagian belakang. Aku cukup beruntung mendapatkan kursi untuk duduk selama perjalanan timur ke baratku. Perjalanan awalnya santai saja, sampai kita berhenti di shelter yang cukup besar. Ada serombongan perempuan masuk dan mulai mencari tempat duduk masing-masing.  Ketika mereka bercengkrama ada keanehan yang terjadi. Mereka semua ternyata menaiki bis yang salah. Seharusnya mereka naik bis yang berlaw

Love Scene Number (23) Review - Memahami lebih dalam tentang makna sebuah hubungan

Gambar
  Diambil dari instagram @pilar_pkbi Ini kali keduaku menjadi kontributor konten annyeong Pilar di instagram @pilar_pkbi. Annyeong Pilar adalah berisi "review" drama korea dari sudut pandang hak kesehatan seksual dan reproduksi. Sebagai penikmat drakor, tentu saja aku bahagia bisa memberi manfaat hanya dari berbagi moral value pasca nonton drakor. Post kali ini akan kurang lebih sama dengan apa yang aku tulis di instagram @pilar_pkbi. Jadi, kalau butuh visual yang lebih menarique, bisa kunjungi instagram nya di sini ya.  Nah, tempo hari di timeline twitter, sempat ada yang membahas tentang drama korea Love Scene Number. Ini masih baru banget, tayang 2021 ini. Hanya terdiri dari 8 episode saja, yang berupa penggalan kisah 4 orang wanita dari berbagai usia. Kebetulan aku baru nonton dua episode awal, yaitu kisah 23. Kisah ini merupakan kisah seorang mahasiswa psikologi bernama Nam Doo Ah yang berusia 23 tahun.  Kisah bermula dengan Nam Doo Ah yang berkencan dengan 3 cowok seca